Unsur Hara Esensial untuk Kelapa Sawit

Unsur Hara Esensial untuk Kelapa Sawit

Klasifikasi dan Pentingnya Unsur Hara

Tanaman kelapa sawit memerlukan beragam unsur hara untuk pertumbuhan yang subur dan produksi yang maksimal. Unsur-unsur ini diklasifikasikan berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman menjadi unsur makro, yang diperlukan dalam jumlah besar, dan unsur mikro, yang dibutuhkan dalam jumlah lebih sedikit. Ketersediaan dan keseimbangan unsur hara ini sangat vital bagi fungsi fisiologis dan produktivitas tanaman.

Unsur Hara Makro: Fungsi dan Gejala Defisiensi

Unsur hara makro primer, yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K), bersama dengan Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Sulfur (S), adalah unsur hara esensial yang sangat penting untuk pertumbuhan vegetatif maupun generatif tanaman kelapa sawit.

  • Nitrogen (N):

    • Fungsi: Nitrogen adalah komponen kunci untuk pertumbuhan vegetatif, terutama pembentukan daun dan tunas. Unsur ini sangat penting pada fase Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan berperan fundamental dalam proses metabolisme tanaman.

    • Gejala Defisiensi: Tanaman yang kekurangan nitrogen akan menunjukkan daun pucat dan transparan. Daun tua akan berubah warna menjadi hijau pucat kekuningan, bahkan dapat menggulung hingga mati. Pertumbuhan tanaman melambat dan cenderung kerdil, dengan tulang daun dan pelepah menguning cerah. Seringkali, gulma di sekitar tanaman juga akan tampak berwarna hijau terang atau kekuningan.

    • Penanganan: Pemberian pupuk Urea atau ZA.

Gejala Defisiensi Nitrogen
  • Fosfor (P):

    • Fungsi: Fosfor esensial untuk pengembangan sistem perakaran yang kuat dan pembentukan bunga. Unsur ini juga berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan generatif serta metabolisme tanaman.

    • Gejala Defisiensi: Ciri-ciri kekurangan fosfor meliputi daun yang cenderung berwarna keunguan, pertumbuhan tanaman yang melambat, dan bentuk yang kerdil. Batang dapat tumbuh menyerupai bentuk piramida, melebar di dasar dan meruncing di puncak, dan pelepah daun berubah kemerahan. Di sekitar tanaman yang kekurangan fosfor, seringkali ditemukan gulma berdaun keunguan seperti Imperata cylindrica.

    • Penanganan: Aplikasi pupuk Rock Phosphate, TSP, SP-18, atau SP-36.

Gejala Defisiensi Fosfor
  • Kalium (K):

    • Fungsi: Kalium merupakan penentu utama kuantitas dan kualitas buah, berperan vital dalam pembentukan dan pengisian buah. Unsur ini juga meningkatkan konduktansi stomata, biosintesis fotosintesis, serta daya tahan tanaman terhadap cekaman lingkungan dan serangan penyakit.

    • Gejala Defisiensi: Kekurangan kalium ditandai dengan munculnya bercak oranye pada daun, Crown Yellowing, atau White Strip. Daun tua dapat menguning sepenuhnya, terutama pada tanah asam atau gambut. Bercak merah yang meluas di permukaan daun juga merupakan indikasi kuat defisiensi kalium.

    • Penanganan: Aplikasi pupuk ZK, NPK, KCl, atau MOP.

Gejala Defisiensi Kalium
  • Magnesium (Mg):

    • Fungsi: Magnesium sangat penting dalam pembentukan klorofil dan proses fotosintesis. Unsur ini juga memegang peranan dalam transportasi fosfat dalam tanaman.

    • Gejala Defisiensi: Ujung daun tua akan berwarna kekuningan saat terpapar sinar matahari, yang kemudian dapat berubah menjadi cokelat dan mengering jika tidak segera ditangani.

    • Penanganan: Aplikasi pupuk Kieserite atau Dolomit.

Gejala Defisiensi Magnesium
  • Kalsium (Ca):

    • Fungsi: Kalsium adalah unsur hara makro penting. Berperan dalam meningkatkan retensi buah dan pembentukan titik tumbuh tanaman, termasuk akar.

    • Gejala Defisiensi: Kekurangan kalsium dapat menyebabkan daun mengeriting dan pertumbuhan akar melambat.

  • Sulfur (S):

    • Fungsi: Sulfur adalah unsur semi makro yang berperan dalam pembentukan protein dan enzim.

Unsur Hara Mikro: Fungsi dan Gejala Defisiensi

Unsur hara mikro dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan unsur makro, namun tetap esensial untuk berbagai fungsi fisiologis tanaman.

  • Boron (B):

    • Fungsi: Boron krusial untuk pembentukan bunga dan buah, serta membantu pergerakan gula dalam tanaman.

    • Gejala Defisiensi: Daun menjadi keriting dan berwarna hijau gelap, dengan ujung daun melipat tajam menyerupai mata pancing. Pelepah baru tumbuh lebih pendek, menyebabkan puncak mahkota sawit terlihat kempis, bahkan terkadang ujung daun tidak terbentuk sempurna.

    • Penanganan: Aplikasi pupuk Borate atau HGFB.

Gejala Defisiensi Boron
  • Tembaga (Cu):

    • Fungsi: Tembaga membantu pembentukan klorofil atau zat hijau daun dan mempercepat reaksi fisiologi tanaman.

    • Gejala Defisiensi: Daun akan berwarna kuning pucat dan lama kelamaan tanaman bisa mengering lalu mati. Tanah gambut seringkali kekurangan unsur ini.

  • Zinc (Zn), Besi (Fe), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo): Unsur mikro lainnya yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit namun penting untuk berbagai fungsi fisiologis tanaman.

Meskipun gejala visual defisiensi hara (seperti yang dijelaskan di atas) sangat membantu sebagai indikator awal di lapangan , penting untuk diingat bahwa memberikan lebih banyak unsur hara belum tentu merupakan pilihan yang tepat jika tidak didasarkan pada analisis yang akurat. 

Hal ini karena kebutuhan hara tanaman melibatkan minimal 12 unsur hara, dan kelebihan satu unsur dapat bersifat antagonis terhadap penyerapan unsur lain, seperti kalium yang bersifat antagonis dengan kalsium dalam retensi buah. Selain itu, magnesium berperan dalam transportasi fosfat. 

Oleh karena itu, diagnosis yang tepat melalui analisis tanah dan daun sangat diperlukan untuk memahami keseimbangan hara secara keseluruhan dan menghindari pemborosan serta potensi ketidakseimbangan nutrisi. Gejala visual harus selalu diverifikasi melalui analisis laboratorium untuk panduan pemupukan yang presisi dan efektif.

Tabel di bawah ini merangkum gejala defisiensi unsur hara utama pada kelapa sawit dan pupuk yang direkomendasikan untuk penanganannya:

Tabel 1: Gejala Defisiensi Unsur Hara Utama pada Kelapa Sawit dan Penanganannya

Unsur HaraFungsi UtamaGejala Visual DefisiensiPupuk yang Direkomendasikan
Nitrogen (N)Pertumbuhan vegetatif (daun & tunas), metabolismeDaun pucat/transparan, daun tua hijau pucat kekuningan, kerdil, tulang daun/pelepah menguning cerah

Urea, ZA

Fosfor (P)Perkembangan akar, pembentukan bungaDaun keunguan, pertumbuhan lambat/kerdil, batang meruncing piramida, pelepah kemerahan, gulma keunguan

Rock Phosphate, TSP, SP-18, SP-36

Kalium (K)Kuantitas & kualitas buah, fotosintesis, daya tahanBercak oranye pada daun, Crown Yellowing, White Strip, bercak merah meluas, daun tua menguning

ZK, NPK, KCl, MOP

Magnesium (Mg)Pembentukan klorofil, fotosintesis, transportasi fosfatUjung daun tua kekuningan saat terpapar matahari, lalu cokelat & mengering

Kieserite, Dolomit

Kalsium (Ca)Retensi buah, titik tumbuh tanaman (akar)Daun mengeriting, pertumbuhan akar melambat

Dolomit

Boron (B)Pembentukan bunga & buah, pergerakan gulaDaun keriting/hijau gelap, ujung daun melipat tajam, pelepah baru pendek, puncak mahkota kempis

Borate, HGFB

Tembaga (Cu)Pembentukan klorofil, reaksi fisiologiDaun kuning pucat, tanaman mengering & mati (terutama di tanah gambut)

CuSO4

Selanjutnya.....

Jenis-Jenis Pupuk Kelapa Sawit

Posting Komentar untuk "Unsur Hara Esensial untuk Kelapa Sawit"