Jenis-Jenis Pupuk Kelapa Sawit

Jenis-Jenis Pupuk Kelapa Sawit

Klasifikasi Umum Pupuk

Pupuk yang digunakan dalam budidaya kelapa sawit dapat dikelompokkan berdasarkan sumbernya menjadi pupuk organik dan anorganik. Selain itu, berdasarkan kandungan unsur haranya, pupuk juga dibagi menjadi pupuk tunggal, yang hanya mengandung satu jenis unsur hara makro, dan pupuk majemuk, yang mengandung lebih dari satu unsur hara makro dalam satu butiran. 

Pemilihan jenis pupuk yang tepat sangat bergantung pada kebutuhan spesifik tanaman dan kondisi lahan.

Pupuk Tunggal (Single Fertilizers)

Pupuk tunggal menyediakan satu unsur hara utama dalam konsentrasi tinggi, memungkinkan koreksi defisiensi yang sangat spesifik. Beberapa jenis pupuk tunggal yang umum digunakan untuk kelapa sawit meliputi:

  • Urea: Merupakan sumber utama Nitrogen (N). Mutu pupuk Urea diatur oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) 2901:2010.

Pupuk Urea dalam Kemasan
  • TSP (Triple Superphosphate) / SP-36: Ini adalah sumber utama Fosfor (P). SP-36 seringkali lebih disukai karena kandungan fosfornya yang tinggi dan dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan TSP. Pupuk lain yang juga menyediakan fosfor adalah Rock Phosphate (RP) dan SP-18. Sebagai contoh, MerokeTSP mengandung 46% P2O5, sementara MerokeROCK mengandung 27% P2O5. Mutu TSP diatur oleh SNI 02-0086-2005, dan SP-36 oleh SNI 02-3769-2005.

Pupuk TSP/SP-36 dalam Kemasan
  • KCl (Kalium Klorida) / MOP (Muriate of Potash): Sumber utama Kalium (K). Kalium juga dapat diperoleh dari pupuk ZK dan beberapa formulasi NPK. MerokeMOP adalah salah satu pupuk tunggal Kalium yang direkomendasikan. Mutu KCl diatur oleh SNI 02-2805-2005.

Pupuk KCl/MOP dalam Kemasan
  • Kieserite: Mengandung Magnesium (Mg) dan Sulfur (S). Bersama Dolomit, Kieserite merupakan sumber utama Magnesium untuk kelapa sawit. ESTA Kieser-MAG juga direkomendasikan. Mutu Kieserite diatur oleh SNI 02-2807-1992.

  • Dolomit: Mengandung Magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca). Pupuk ini sangat penting untuk menetralkan pH tanah masam, menyediakan nutrisi esensial, menetralisir racun seperti Aluminium (Al), Besi (Fe), dan Mangan (Mn), meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah, serta mengaktifkan enzim dalam tanaman. Dosis optimum dolomit untuk kelapa sawit umur satu tahun adalah sekitar 306.4 g/tanaman/tahun. Mutu Dolomit diatur oleh SNI 02-2804-2005.

Pupuk Kieserite/Dolomit dalam Kemasan
  • Borat/Borax: Sumber unsur mikro Boron (B). Pupuk borat (Na2B4O7.5H2O) umumnya berbentuk tepung. Mutu pupuk borat diatur oleh SNI 02-4959-1999.

  • CuSO4: Mengandung Tembaga (Cu), penting untuk pembentukan klorofil.

Pupuk Majemuk (Compound Fertilizers/NPK): Kelebihan dan Kekurangan

Pupuk majemuk, seperti NPK, menggabungkan beberapa unsur hara makro dalam satu butiran, misalnya NPK 12-12-17-2+TE, NPK 13-8-27-4+0.5B, dan NPK 13-6-27-4+0.65B.

Pupuk NPK dalam Kemasan
  • Kelebihan:

    • Tingkat Kepraktisan dan Efisiensi Tinggi: Pupuk majemuk menawarkan kemudahan signifikan dalam penanganan, pengangkutan, penyimpanan di gudang, hingga aplikasi di lapangan. Hal ini secara langsung menghemat tenaga kerja dan waktu, menjadikannya pilihan yang efisien untuk skala perkebunan besar.

    • Potensi Peningkatan Nilai Ekonomis: Jika diaplikasikan dengan tepat, penggunaan pupuk majemuk dapat menghemat biaya operasional dibandingkan dengan penggunaan pupuk tunggal secara terpisah.

  • Kekurangan:

    • Komposisi Hara Tetap (Fixed Formula): Formulasi hara pada pupuk majemuk sudah ditentukan, sehingga sulit untuk mencapai keseimbangan hara yang optimal jika kebutuhan tanaman sangat spesifik atau bervariasi antar blok atau area. Jika dosis dinaikkan untuk mengatasi defisiensi satu unsur, unsur lain yang mungkin sudah cukup juga ikut bertambah, berpotensi menyebabkan kelebihan atau ketidakseimbangan hara dalam tanah.

    • Kualitas Beragam: Kualitas pupuk majemuk yang beredar di pasaran dapat bervariasi, sehingga memerlukan kehati-hatian dalam pemilihan produk.

Pupuk Organik dan Hayati

Selain pupuk anorganik, pupuk organik dan hayati memiliki peran penting dalam manajemen nutrisi kelapa sawit, terutama untuk keberlanjutan.

  • Pupuk Organik: Contohnya adalah abu janjang, limbah dari pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik kelapa sawit. Pemanfaatan abu janjang tidak hanya mengurangi limbah perkebunan tetapi juga berkontribusi pada kesuburan tanah. Pupuk organik melepaskan nutrisi secara bertahap, meningkatkan ketersediaan nutrisi jangka panjang, dan memperbaiki struktur tanah.

  • Pupuk Hayati: Meningkatkan efisiensi nutrisi tanaman dengan memperbaiki kesehatan tanah dan aktivitas biologi tanah. Contoh produk seperti MIKRO CARE, yang mengandung

    Humic Acid, dapat menormalkan pH tanah, meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK), mengkelat logam berat, meningkatkan kemampuan tanah mengikat air, dan menstimulasi mikroba tanah. Semua manfaat ini pada akhirnya meningkatkan penyerapan nutrisi oleh tanaman dan toleransinya terhadap cekaman lingkungan.

  • Kelebihan Pupuk Organik/Hayati: Memiliki unsur hara yang kompleks, mencakup makro dan mikro, serta mampu memperbaiki struktur tanah menjadi lebih baik, mendukung perkembangan akar.

  • Kekurangan Pupuk Organik/Hayati: Kandungan hara per satuan berat relatif lebih sedikit dibandingkan pupuk anorganik, sehingga volume aplikasi mungkin lebih besar.

Strategi pemupukan yang paling efektif seringkali melibatkan pendekatan hibrida, yaitu mengombinasikan penggunaan pupuk tunggal dan majemuk. Pupuk majemuk dapat berfungsi sebagai dasar untuk memenuhi kebutuhan nutrisi umum dan memberikan keuntungan logistik dalam aplikasi skala besar. 

Namun, untuk mencapai keseimbangan hara yang presisi, pupuk tunggal menjadi sangat berharga dalam mengoreksi defisiensi spesifik yang teridentifikasi melalui analisis tanah dan daun. Pendekatan ini memungkinkan manajer perkebunan untuk menyeimbangkan kepraktisan dengan ketepatan agronomis.

Lebih lanjut, keberadaan pupuk organik dan hayati menggarisbawahi pentingnya kesehatan tanah jangka panjang. Meskipun pupuk kimia memberikan dorongan nutrisi instan, mengandalkan sepenuhnya pada mereka tanpa memperhatikan kesehatan tanah dapat mengurangi keberlanjutan produktivitas. 

Mengintegrasikan bahan organik dan amandemen biologis sangat penting untuk meningkatkan kesuburan alami tanah, memperbaiki siklus nutrisi, dan membangun ekosistem yang lebih tangguh. 

Ini sejalan dengan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan modern dan berkontribusi pada kesehatan keseluruhan perkebunan.

Tabel 2: Komposisi Unsur Hara pada Jenis Pupuk Umum untuk Kelapa Sawit

Jenis PupukUnsur Hara UtamaKandungan (%)SNI (jika ada)
UreaN46%

SNI 2901:2010

TSPP2O546% (MerokeTSP)

SNI 02-0086-2005

SP-36P2O536%

SNI 02-3769-2005

Rock Phosphate (RP)P2O527% (MerokeROCK), ~28%

-

KCl (MOP)K2O60%

SNI 02-2805-2005

KieseriteMgO, SMgO: 22-28%, S: 20-23%

SNI 02-2807-1992

DolomitMgO, CaOMgO: 18-22%, CaO: 30-40%

SNI 02-2804-2005

BoratB10-15% (B2O3)

SNI 02-4959-1999

CuSO4Cu-

-

NPK 12:12:17:2+TEN, P2O5, K2O, MgO, TE12:12:17:2 + TE

-

NPK 13:8:27:4+0.5BN, P2O5, K2O, MgO, B13:8:27:4 + 0.5B

-

NPK 13:6:27:4+0.65BN, P2O5, K2O, MgO, B13:6:27:4 + 0.65B

-

NPK 15-15-6-4N, P2O5, K2O, MgO15:15:6:4

-

(Catatan: Kandungan persentase dapat bervariasi antar produsen. TE = Trace Elements/Unsur Mikro.)


Selanjutnya........

Menentukan Dosis Pemupukan yang Tepat

Posting Komentar untuk "Jenis-Jenis Pupuk Kelapa Sawit"