Menentukan Dosis Pemupukan yang Tepat

Menentukan Dosis Pemupukan yang Tepat

Analisis Tanah dan Daun (LSU/KCD): Fondasi Rekomendasi Dosis

Penentuan dosis pemupukan yang akurat tidak dapat dilakukan secara sembarangan, melainkan harus didasarkan pada rekomendasi agronomis atau petugas perkebunan setempat yang berasal dari data ilmiah yang komprehensif. 

Data kunci yang digunakan dalam perhitungan dosis meliputi hasil analisis kandungan unsur hara daun, hasil analisis kandungan unsur hara tanah, dan data produksi per blok.

  • Analisis Daun: Analisis ini dilakukan pada daun ke-17. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi tingkat defisiensi unsur hara makro (N, P, K, Mg, Ca) dan mikro (B, Cu, Zn) dalam jaringan tanaman. Sebagai contoh, analisis dapat mengungkapkan kondisi defisiensi N, P, atau K di berbagai lokasi. Konsentrasi optimum unsur Mg pada daun kelapa sawit adalah antara 0,25 – 0,40%.

Pengambilan Sampel Daun ke-17
  • Analisis Tanah: Analisis tanah mencakup pengukuran pH, C-organik, bahan organik, tekstur, Kapasitas Tukar Kation (KTK), Aluminium dapat dipertukarkan (Al-dd), kejenuhan Al, serta kandungan unsur hara N, P, K, Mg, dan Ca. Tanah Ultisol, yang umum di perkebunan sawit, seringkali menunjukkan pH rendah, bahan organik rendah, kadar N rendah, dan fosfor yang terfiksasi.

Pengambilan Sampel Tanah
  • Interpretasi Hasil Analisis untuk Dosis Koreksi: Berdasarkan hasil analisis, rekomendasi dosis pupuk koreksi dapat ditentukan secara presisi. Jika kandungan N daun di bawah optimum, pupuk Urea ditambahkan dengan mempertimbangkan efisiensi nitrogen di dalam tanah (sekitar 0,12%). Defisiensi P2O5 dikoreksi dengan TSP, dan kekurangan K diatasi dengan KCl, dengan perhitungan berdasarkan K yang masih dapat ditambahkan ke kompleks jerapan tanah. Demikian pula, defisiensi Mg ditangani dengan Kieserite atau Dolomit, dan Boron dengan HGFB, semua dihitung berdasarkan tingkat kekurangan yang teridentifikasi. Penting juga untuk memperhatikan kisaran kesetimbangan rasio Ca/K (5–10), Ca/Mg (2–2,5), dan Mg/K (2–4,5) untuk memastikan keseimbangan hara yang optimal.

Pemanfaatan teknologi digital, seperti aplikasi berbasis Android yang mengimplementasikan metode Simple Additive Weighting (SAW), dapat mempermudah proses penentuan rekomendasi dosis pupuk berdasarkan data uji laboratorium. 

Hal ini menunjukkan bahwa dosis optimal bukanlah angka tetap yang dapat diambil dari tabel generik, melainkan hasil perhitungan dinamis yang mempertimbangkan banyak faktor.

Analisis Laboratorium Tanah dan Daun

Dosis Berdasarkan Fase Pertumbuhan Tanaman

Setiap fase pertumbuhan kelapa sawit memiliki kebutuhan nutrisi, dosis, dan komposisi pupuk yang berbeda.

  • Fase Pembibitan (Pre-Nursery & Main Nursery):

    • Bibit usia 1-3 bulan: sekitar 30 gram per pohon.

    • Bibit usia 4-12 bulan: sekitar 75 gram per pohon.

    • Pupuk NPK 15-15-6-4 direkomendasikan dengan dosis bertahap: 2 gram (minggu ke-2 & ke-3), 4 gram (minggu ke-4 & ke-5), 6 gram (minggu ke-6 & ke-8), dan 8 gram (minggu ke-10 & ke-12) per pohon, diberikan setiap 3 bulan sekali.

  • Fase Tanaman Belum Menghasilkan (TBM: 0-3 Tahun):

    • Pada masa TBM, unsur hara lebih banyak dialokasikan untuk pertumbuhan vegetatif. Oleh karena itu, kegiatan pemotongan bunga dan buah (kastrasi) sering dilakukan untuk mengarahkan serapan hara ke pertumbuhan vegetatif.

    • Dosis NPK 12-12-17-2+TE sekitar 2-2,5 kg per pohon, diberikan 2-3 kali setahun.

    • Rekomendasi dosis spesifik NPK 12:12:17:2+TE dan NPK 12:6:22:3+TE bervariasi berdasarkan kelas lahan (Kelas 1, 2, 3, Gambut) dan semester aplikasi, dengan tambahan Borat dan Kaptan/MOP sesuai kebutuhan.

  • Fase Tanaman Menghasilkan (TM: >3 Tahun):

    • Usia 4-8 tahun: sekitar 2-2,5 kg per pohon.

    • Usia 9-13 tahun: sekitar 3-4 kg per pohon.

    • Usia 14-20 tahun: sekitar 2-3,5 kg per pohon.

    • Usia di atas 20 tahun: sekitar 2-3 kg per pohon.

    • Dosis spesifik NPK 13:8:27:4+0.5B, NPK 13:6:27:4+0.65B, NPK 12:6:22:3+TE, dan NPK 12:12:17:2+TE bervariasi berdasarkan kelas lahan dan semester, seringkali dengan suplemen pupuk tunggal yang disesuaikan dengan status hara daun.

    • Frekuensi pemupukan umumnya 2-3 kali setahun.

Faktor Lain yang Mempengaruhi Dosis

Selain usia tanaman, beberapa faktor lingkungan dan agronomis juga sangat memengaruhi penentuan dosis pupuk:

  • Potensi Produksi: Tanaman kelapa sawit yang berpotensi menghasilkan 25 ton TBS/ha/tahun memerlukan asupan unsur hara yang sangat besar (misalnya, 192 kg N, 11 kg P, 209 kg K, 36 kg Mg, 71 kg Ca) yang harus dikembalikan ke tanah untuk menjaga produktivitas.

  • Kondisi Iklim (Curah Hujan): Dosis dan waktu aplikasi sangat dipengaruhi oleh curah hujan. Pemupukan optimal dilakukan pada curah hujan 100-200 mm/bulan. Aplikasi harus dihentikan jika curah hujan kurang dari 60 mm/bulan atau melebihi 300 mm/bulan untuk menghindari kehilangan hara akibat pencucian atau penguapan. Pemupukan dapat dilanjutkan setelah curah hujan mencapai 50 mm/10 hari.

  • Jenis Lahan: Dosis pupuk harus disesuaikan dengan karakteristik kelas lahan (Kelas 1, 2, 3, dan Gambut). Misalnya, tanah gambut seringkali kekurangan Tembaga , dan tanah masam seperti Ultisol memiliki kesuburan kimia yang rendah , yang memerlukan penyesuaian dosis dan jenis pupuk (misalnya, penggunaan Kaptan/Dolomit).

Dosis optimal merupakan hasil dari perhitungan dinamis yang mempertimbangkan berbagai faktor, bukan sekadar panduan statis. Hal ini menunjukkan bahwa rekomendasi pemupukan harus adaptif dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang berubah dan potensi hasil lahan. 

Manajer perkebunan perlu melakukan pemantauan berkelanjutan terhadap kesehatan tanaman (melalui analisis daun) dan kondisi lingkungan (terutama curah hujan) untuk menyesuaikan rencana pemupukan secara dinamis. 

Pendekatan ini merupakan inti dari pertanian presisi, yang bertujuan memaksimalkan efisiensi penggunaan nutrisi dan meminimalkan pemborosan.

Tabel 3: Rekomendasi Dosis Pupuk NPK dan Pupuk Tunggal Berdasarkan Usia Tanaman dan Kelas Lahan (Contoh)

Fase Pertumbuhan (Usia)Jenis Pupuk & FormulasiKelas LahanDosis (kg/pohon/tahun)FrekuensiTambahan Pupuk Tunggal
PembibitanNPK 15-15-6-4-0.002 - 0.008 (gram)Setiap 3 bulan

-

TBM 1 (0-1 Tahun)NPK 12:12:17:2+TEKelas 1, 2, Gambut0.5 - 0.65Semester 1 & 2

Borat 0.005-0.01; Kaptan 1.5-2 (Gambut)

NPK 12:6:22:3+TEKelas 33.5 - 4.125Semester 1 & 2

Borat 0.01-0.05; MOP 0.30-0.375

TM 3-8 TahunNPK 13:8:27:4+0.5BKelas 11.750 - 2.750Semester 1 & 2

Kaptan 1.5-2

NPK 13:6:27:4+0.65BGambut2.5 - 3.25Semester 1 & 2

Kaptan 1.5-2

TM >14 TahunNPK 12:12:17:2+TEKelas 37.50 - 8.00Semester 1 & 2

Suplemen pupuk tunggal berdasarkan status hara daun

(Catatan: Tabel ini menyajikan contoh dosis dan tidak lengkap. Rekomendasi dosis yang lebih rinci dan spesifik dapat ditemukan dalam panduan pemupukan dari lembaga penelitian atau produsen pupuk terpercaya, yang disesuaikan dengan kondisi lahan dan hasil analisis daun.)

Selanjutnya.....

Teknik Aplikasi Pemupukan yang Efektif

Posting Komentar untuk "Menentukan Dosis Pemupukan yang Tepat"