III. Pemilihan Bibit Unggul dan Berkualitas
Pemilihan bibit merupakan investasi awal yang paling krusial
dalam budidaya kelapa sawit. Bibit unggul akan menentukan produktivitas dan
ketahanan tanaman di masa depan. Pemilihan bibit unggul bersertifikat secara
eksplisit dinyatakan sebagai "fondasi utama" dan "langkah
awal" untuk keberhasilan budidaya, yang akan menghasilkan luaran yang
lebih baik seperti hasil panen yang lebih tinggi, ketahanan terhadap penyakit,
dan pertumbuhan yang optimal.
Ciri-ciri Bibit Kelapa Sawit Unggul
Bibit kelapa sawit yang berkualitas memiliki karakteristik fisik yang spesifik. Kecambah harus berukuran tidak terlalu besar dan seragam. Cangkang bibit unggul terlihat licin, tanpa serat, berwarna hitam pekat, dan tidak retak atau rusak; jika retak, isi di dalamnya kemungkinan besar sudah rusak dan tidak akan berkembang. Mata tunas harus berwarna putih bersih, dan bibit dengan warna coklat kehitaman sebaiknya dihindari.19 Anak daun bibit unggul cenderung lebar, tidak menggulung, dan tidak kusut.
Sistem perakaran juga menjadi indikator penting; akar bibit unggul tidak terlalu panjang, berkisar antara 2 hingga 3 cm, terlihat segar, tidak kering, dan memiliki tudung akar yang tidak langsung terbuka. Warna calon akar umumnya kekuning-kuningan mendekati hijau. Batang bibit harus pendek dan gemuk, karena bentuk ini akan jauh lebih kokoh dibandingkan batang yang tinggi dan kurus, yang cenderung mudah patah sebelum memasuki masa pertumbuhan. Ukuran batang bibit unggul umumnya antara 2 hingga 3 meter. Selain itu, bibit harus bebas dari tanda-tanda serangan hama atau penyakit, seperti daun berlubang, bercak cokelat, atau jamur pada akar. Bibit yang ideal untuk ditanam di lapangan biasanya berumur 12-14 bulan.
Jenis-jenis Varietas Unggul
Ada beberapa jenis varietas kelapa sawit yang perlu
diketahui:
- Dura
(D): Jenis bibit ini dikenal dengan cangkangnya yang tebal, daging
buah yang tipis, dan biji (kernel) yang besar. Kandungan minyak dalam Dura
relatif rendah (16-18%). Meskipun demikian, Dura digunakan sebagai pohon
induk betina dalam proses persilangan untuk menghasilkan bibit unggul,
seperti Tenera.
- Pisifera
(P): Varietas ini memiliki cangkang yang sangat tipis atau bahkan
tidak ada sama sekali. Pisifera memiliki daging buah yang tebal, biji
(kernel) yang kecil, dan berserabut. Kandungan minyak dalam buah Pisifera
relatif rendah. Pisifera sering digunakan sebagai pohon induk jantan dalam
proses persilangan karena sifat genetiknya yang unggul, yang dapat
meningkatkan kualitas dan produktivitas, yaitu Tenera.
- Tenera
(DxP): Merupakan hibrida unggul hasil persilangan induk betina Dura
(D) dengan induk jantan Pisifera (P). Jenis ini paling banyak dijual di
pasaran karena memiliki produktivitas buah dan minyak yang tinggi. Beberapa contoh varietas Tenera unggul yang direkomendasikan antara lain:
- DxP
Sriwijaya: Toleran terhadap kekeringan, dengan rata-rata produksi TBS
sekitar 28-33 ton/ha/tahun dan laju pertambahan tinggi yang lambat (56
cm/tahun).
- DxP
PPKS Simalungun: Bibit ini siap tanam di polibag, memiliki potensi
produksi CPO mencapai 8.1 Ton/Ha/Tahun, persentase daging buah (mesokarp)
hingga 89%, dan tingkat rendemen minyak laboratorium 32.3%.
- Topaz
GT Seri 4: Merupakan pengembangan dari DxP Seri 3 terbaik, dengan
rata-rata produksi TBS dan CPO pada tahun ke-3 hingga ke-6 mencapai 40.5
ton TBS/ha/tahun dan 12 ton CPO/ha/tahun, serta rendemen CPO skala pabrik
29.7%.
- Varietas
DxP PPKS 239: Selain memiliki tandan yang besar, varietas ini juga
memiliki potensi produksi CPO dan PKO yang lebih tinggi dibandingkan
varietas lainnya dari kelompok Yangambi.
- Varietas
Unggul Kelapa Sawit DxP Langkat: Cocok ditanam di areal bergelombang
dan berbukit, dan dapat mulai berbuah pada umur 22 bulan setelah tanam.
Sumber Bibit Terpercaya dan Pentingnya Sertifikasi
Sangat penting untuk membeli bibit dari produsen terpercaya
atau pusat penelitian resmi yang memiliki sertifikasi resmi (Tanda Registrasi
Usaha Perbenihan/TRUP) dan disertifikasi oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) Perbenihan Tanaman Perkebunan setempat. Bibit bersertifikat
menjamin kemurnian genetik dan asal usulnya dapat ditelusuri ke pohon induk.
Penggunaan bibit palsu harus dihindari karena dapat
menyebabkan produktivitas yang rendah (hanya 50% dengan rendemen CPO maksimal
18%), merusak mesin pengolah, dan merupakan pelanggaran hukum sesuai
Undang-Undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan
Undang-Undang Nomor 29 tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman. Keberadaan program pemerintah dan produsen bibit bersertifikat menunjukkan
adanya ekosistem terstruktur untuk mendukung petani dalam memperoleh input
berkualitas. Hal ini berarti bahwa pemula harus memanfaatkan saluran resmi ini
untuk mengurangi risiko yang terkait dengan bibit tidak bersertifikat atau
palsu. Beberapa produsen/penangkar benih unggul bersertifikat di Kalimantan
Tengah, misalnya, mencakup CV. Ady Karya Abadi, PT. Nirwana Agri Satria, dan
banyak lainnya.
Tabel 2: Ciri-ciri Bibit Kelapa Sawit Unggul
Kriteria |
Ciri-ciri Bibit Unggul |
Ciri-ciri Bibit Kurang Baik |
Kecambah |
Ukuran tidak terlalu besar dan
seragam |
Tidak seragam |
Cangkang |
Licin, tanpa serat, hitam
pekat, tidak retak/rusak |
Retak, rusak, atau warna lain |
Mata Tunas |
Putih bersih, normal |
Coklat kehitaman, cacat |
Anak Daun |
Lebar, tidak menggulung, tidak
kusut |
Sempit, menggulung, kusut |
Akar |
Tidak terlalu panjang (2-3 cm),
segar, tidak kering, tudung akar tidak langsung terbuka, warna kekuningan
mendekati hijau |
Terlalu panjang, kering, busuk,
tudung akar terbuka, warna coklat |
Batang |
Pendek dan gemuk, kokoh (2-3
meter) |
Tinggi dan kurus, mudah patah |
Kesehatan |
Bebas hama dan penyakit |
Terdapat tanda serangan hama
(daun berlubang) atau penyakit (bercak cokelat, jamur) |
Umur Ideal |
12-14 bulan untuk penanaman di
lapangan |
Terlalu muda atau terlalu tua
untuk dipindahkan |
Berikutnya ....
Posting Komentar untuk "Pemilihan Bibit Unggul dan Berkualitas"
Silahkan bertanya!!!
Posting Komentar