IV. Tahapan Pembibitan Kelapa Sawit
Pembibitan adalah tahap krusial untuk memastikan bibit kelapa sawit tumbuh sehat dan kuat sebelum dipindahkan ke lapangan. Proses ini umumnya dilakukan dalam dua tahap: pembibitan awal (pre-nursery) dan pembibitan utama (main-nursery).
Sistem pembibitan dua tahap ini bukanlah proses sembarangan, melainkan dirancang dengan cermat untuk mengoptimalkan perkembangan bibit.
Transisi dari polibag kecil berbayang dengan kebutuhan nutrisi spesifik ke polibag besar di bawah sinar matahari penuh dengan persyaratan nutrisi yang berbeda secara langsung mencerminkan perubahan kebutuhan fisiologis bibit yang sedang tumbuh.
Pendekatan terstruktur ini meminimalkan transplant shock dan memaksimalkan vigor pertumbuhan awal, yang sangat penting untuk kinerja di lapangan nantinya.
A. Pembibitan Awal (Pre-Nursery)
Pembibitan awal atau pre-nursery adalah tahap di mana bibit ditanam di polibag kecil selama 1 hingga 3 bulan. Media tanam yang digunakan haruslah tanah lapisan atas (top soil) yang subur, gembur, bersih dari potongan kayu, mengandung bahan organik, dan bebas dari hama penyakit.
Tanah sebaiknya diayak terlebih dahulu dan dicampur dengan pupuk. Penggunaan serbuk gergaji juga direkomendasikan sebagai mulsa dan sumber bahan organik.
Polibag kecil yang digunakan berukuran sekitar 12x35 cm atau 15x23 cm, diisi dengan sekitar 1,5-2,0 kg tanah. Beberapa referensi juga menyebutkan ukuran polibag kecil berdiameter 10 cm dengan tinggi 14 cm atau standar Pre Nursery 22 cm x 14 cm.
Saat penyemaian kecambah, plumula (calon batang/daun) harus menghadap ke atas dan radikula (calon akar) menghadap ke bawah, dengan kedalaman sekitar 2 cm, lalu ditutup dengan tanah.
Penting untuk menghindari penanaman yang terlalu dangkal atau terlalu dalam karena dapat mempengaruhi pertumbuhan bibit. Naungan sangat penting pada tahap ini untuk mencegah paparan sinar matahari langsung dan menghindari terbongkarnya tanah akibat hujan.
Naungan dapat dibuat dari paranet setinggi 2 meter, pelepah sawit, atau alang-alang. Penyiraman harus dilakukan setiap hari sampai tanah jenuh, namun air tidak boleh sampai tergenang. Kebutuhan air bibit di pre-nursery adalah 300 ml per batang per hari.
Pemupukan pada tahap pre-nursery melibatkan pupuk NPK dan pupuk organik. Dosis pupuk disesuaikan dengan umur dan kebutuhan tanaman. Untuk pupuk NPK Mutiara 16:16:16, dosis 2.5 gram per polibag memberikan pertumbuhan terbaik pada 90 Hari Setelah Tanam (HST).
Pupuk diaplikasikan dengan cara dilarutkan dalam air dan disiramkan di sekitar permukaan tanah pada polibag.4 Jadwal pemupukan dapat dilakukan pada 14, 28, 42, 56, 70, dan 84 HST, dengan pemupukan awal yang bisa dimulai pada usia 3 minggu.
Pengendalian hama dan penyakit pada fase ini sangat penting karena bibit sangat rentan. Hama umum meliputi kumbang malam (Adoretus compressus, Apogonia expeditionis, Hypomeces squamosus), kutu daun, ulat (Spodoptera litura), semut, dan tungau merah (Oligonychus sp.).
Penyakit yang sering dijumpai adalah bercak daun (Curvularia spp., Glomerella sp., Melanconium sp.), Antraknosa, dan Penyakit Akar (Blast disease yang disebabkan oleh Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp.).
Pengendalian dapat dilakukan dengan mencopot bagian tanaman yang terinfeksi, membakar bagian yang sakit, menjaga sanitasi, dan memastikan sirkulasi udara yang baik. Aplikasi fungisida (seperti mancozeb, chlorothalonil, Daconil, Nustar 400 EC) secara berkala juga direkomendasikan.
Pencegahan penyakit akar sebaiknya dimulai sejak dini dengan menggunakan benih bersertifikat, media semai yang baik, menjaga pH ideal, melakukan penyemaian yang benar, serta memberikan naungan dan air yang cukup.
B. Pembibitan Utama (Main-Nursery)
Bibit dipindahkan dari pre-nursery ke main-nursery saat sudah berdaun 3-4 helai atau berumur sekitar 3 bulan. Tahap pembibitan utama ini berlanjut hingga bibit berumur 12 bulan.
Media tanam yang digunakan tetap tanah lapisan atas (top soil) yang gembur, subur, dan bebas dari penyakit seperti Ganoderma. Tanah sebaiknya diayak dan dicampur dengan pupuk sebelum dimasukkan ke dalam polibag.
Polibag besar yang digunakan memiliki ukuran diameter 23 cm dengan tinggi 40 cm atau 40x50 cm dengan ketebalan 0,11 mm, diisi dengan 15-30 kg tanah. Pengisian polibag ini harus dimulai selambat-lambatnya saat kecambah tiba di kebun agar tanah dapat dipadatkan secara optimal.
Polibag disusun dengan jarak tanam segitiga sama sisi 90x90x90 cm atau 70x70 cm. Pada fase pembibitan utama, naungan tidak lagi dibutuhkan karena bibit sudah lebih kuat dan membutuhkan paparan sinar matahari penuh.
Penyiraman dilakukan dua kali sehari, pada pagi dan sore hari. Kebutuhan air bibit di main-nursery adalah 3 liter per batang per hari.
Pemupukan pada tahap main-nursery lebih dianjurkan menggunakan pupuk majemuk N-P-K-Mg dengan komposisi 15-15-6-4 atau 12-12-17-2, serta ditambah Kieserite (pupuk yang mengandung unsur Ca dan Mg).
Dosis dan jadwal pemupukan direkomendasikan oleh masing-masing pemilik varietas. Sebagai contoh, dosis NPK-Mg (15-14-6-4) berkisar 2.5-10 gram per bibit dari minggu ke-14 hingga ke-24, sementara NPK-Mg (12-12-17-2) berkisar 10-25 gram per bibit dari minggu ke-26 hingga ke-52.
Kieserite dapat diberikan dengan dosis 5-10 gram per bibit dari minggu ke-14 hingga ke-22. Kombinasi pupuk kotoran ayam dan NPK juga terbukti efektif dalam mendukung pertumbuhan bibit.
Pengendalian hama dan penyakit di main-nursery serupa dengan pre-nursery, dengan fokus pada monitoring rutin, sanitasi, dan penggunaan fungisida jika diperlukan.Penyakit seperti Anthracnose dan Curvularia masih umum terjadi. Seleksi bibit abnormal atau yang pertumbuhannya tidak normal dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan untuk memastikan hanya bibit terbaik yang dipindahkan ke lapangan.
Instruksi terperinci untuk pengendalian hama dan penyakit di pembibitan menggarisbawahi bahwa fase pembibitan adalah titik kerentanan kritis.
Deteksi dini dan manajemen proaktif masalah seperti penyakit jamur (Curvularia, Antraknosa) dan hama (tungau, kumbang) sangat penting. Kegagalan mengendalikan mereka di sini dapat menyebabkan masalah yang meluas dan kerugian signifikan setelah bibit dipindahkan ke lapangan, menyoroti prinsip "mencegah lebih baik daripada mengobati" dalam konteks ini.
Selanjutnya.....
V. Persiapan Lahan dan Penanaman
Posting Komentar untuk "Tahapan Pembibitan Kelapa Sawit"
Silahkan bertanya!!!
Posting Komentar