VI. Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit
Pemeliharaan yang konsisten dan terencana adalah kunci untuk memastikan tanaman kelapa sawit tumbuh sehat, produktif, dan menghasilkan panen yang melimpah. Rejim pemeliharaan yang terperinci ini menggarisbawahi bahwa budidaya kelapa sawit adalah proses berkelanjutan yang membutuhkan perhatian konstan dan manajemen adaptif. Mengabaikan salah satu aspek dapat menyebabkan kerugian produktivitas yang signifikan dan masalah jangka panjang.
A. Pengendalian Gulma
Gulma merupakan tanaman pengganggu yang dapat menyerap nutrisi dan menghambat pertumbuhan kelapa sawit, sehingga perlu dikendalikan secara rutin.
Untuk tanaman yang sudah menghasilkan (TM), pengendalian gulma dapat dilakukan secara kimiawi menggunakan herbisida.
Gramoxone 276 SL: Herbisida purna tumbuh yang efektif mengendalikan gulma berdaun lebar, sempit, dan teki.
Becano® 500 SC: Herbisida pra-tumbuh dengan bahan aktif Indaziflam 500 g/l, mampu mengendalikan gulma hingga 8 bulan.
Roundup Biosorb 486 SL: Herbisida purna tumbuh dengan glyphosate dan teknologi Biosorb, efektif untuk berbagai jenis gulma dan cukup tahan hujan.
Prima-Guard 480 EC: Herbisida sistemik selektif dengan bahan aktif Triklopir 480 g/L, ampuh mengendalikan gulma berkayu dan berdaun lebar.
EonWeed 250: Herbisida spektrum luas dengan metsulfuron-metil, membasmi gulma hingga ke akar dan relatif aman untuk tanaman pokok serta lingkungan.
Penyemprotan herbisida harus dilakukan dengan dosis dan pencampuran yang tepat, serta teknik penyemprotan yang efektif (misalnya, jarak 40 cm dari atas gulma) untuk meminimalkan dampak pada tanaman pokok.
B. Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM)
Pemupukan adalah kunci utama untuk pertumbuhan dan produktivitas tanaman kelapa sawit.
Untuk tanaman yang sudah menghasilkan (TM), pupuk dengan kandungan kalium dominan sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi buah.
Usia 4-8 tahun: 2 – 2.5 kilogram per pohon.
Usia 9-13 tahun: 2 – 3.5 kilogram per pohon.
Usia 14-20 tahun: 2 – 3 kilogram per pohon.
Pemupukan umumnya dilakukan 2-3 kali dalam setahun.
C. Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu (PHT)
Pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) merupakan strategi komprehensif untuk mendapatkan tanaman berkualitas baik dan menghindari penurunan produksi akibat serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).
Hama Utama:
Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (UPDKS): Meliputi ulat api (Setora nitens, Setothosea asigna, Darna trima, Parasa lepida) dan ulat kantung (Metisa plana, Mahasena corbetti).
Serangan berat dapat menyebabkan kehilangan daun hingga 90%.Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros): Menyerang tanaman muda, dapat menurunkan produksi TBS dan menyebabkan kematian tanaman muda.
Tumpukan batang sawit tua menjadi habitat perkembangbiakannya.Tikus: Dapat merusak pangkal batang tanaman.
Tungau Merah (Oligonychus sp.): Menyerang daun, menyebabkan daun mengkilat kecoklatan dan merusak bibit.
Penggerek Tandan Buah (Tirathaba mundella): Meletakkan telur pada tandan buah, larvanya melubangi buah dan memakan bunga jantan/betina, menyebabkan buah gugur.
Penyakit Utama:
Busuk Pangkal Batang (Basal Stem Rot/Ganoderma): Disebabkan oleh jamur Ganoderma applanatum, G. lucidum, dan G. pseudofferum. Menyerang pangkal batang, menyebabkan pembusukan dan kelayuan daun.
Dapat menular melalui kontak akar atau sisa tanaman terinfeksi.Penyakit Akar (Blast Disease): Disebabkan oleh jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp. Menyerang sistem perakaran, menyebabkan busuk akar, pertumbuhan kerdil, dan kematian tanaman.
Penyakit Tajuk (Crown Disease): Gejala berupa pelepah yang tidak membuka, pembusukan, dan bercak jamur.
Penyakit Busuk Buah Marasmius (Marasmius sp.): Menyerang buah kelapa sawit.
Bercak Daun (Curvularia spp., Pestalotiopsis sp., Botryodiplodia sp., Glomerella sp., Melanconium sp.): Umum di pembibitan, dapat menyebabkan kematian bibit jika tidak dikendalikan.
Metode Pengendalian:
Sistem Peringatan Dini (Early Warning System/EWS): Memantau populasi hama, perkembangan penyakit, dan keberadaan musuh alami secara akurat untuk pengambilan keputusan.
Pengendalian Hayati (Biologi):
Predator Alami: Penangkaran burung hantu (Tyto alba) untuk mengendalikan tikus.
Penanaman bunga pukul sembilan/terompet (Cassia cobanensis, Antigonon leptopus, Turnera subulata) untuk menarik predator alami ulat pemakan daun.Agen Biologi: Penggunaan parasitoid larva seperti Trichogramma sp. untuk ulat api.
Penggunaan virus seperti Granulosis Baculoviruses, MNPV (Multiple Nucleo Polyhedro Virus), dan jamur Bacillus thuringiensis untuk ulat api. Jamur Metarhizium anisopliae dan Baculovirus oryctes untuk kumbang tanduk. Jamur Trichoderma sebagai bio-fungisida untuk Ganoderma.
Pengendalian Mekanik/Kultural:
Pengutipan ulat atau pupa secara manual dan dimusnahkan.
Sanitasi lingkungan: membersihkan area lahan, membakar sampah, dan tunggul pohon sawit yang terinfeksi untuk memusnahkan larva atau jamur.
Membuang buah busuk dan terserang hama.
Pemangkasan pelepah dan penyiangan gulma secara berkala untuk mengurangi kelembaban dan habitat hama.
Melakukan surgery pada tanaman terserang Ganoderma (membuang bagian terinfeksi dan mengolesi fungisida).
Pengaturan jarak tanam, pemupukan berimbang, dan penyiraman teratur untuk menjaga kesehatan tanaman.
Pengendalian Kimiawi:
Penggunaan insektisida kimia (misalnya acephate, deltamethrin, fipronil, cyhalothrin, carbosulfan) untuk hama serangga.
Aplikasi fungisida (misalnya mancozeb, chlorothalonil, Daconil, Nustar 400 EC) untuk penyakit jamur.
Penggunaan pestisida harus dilakukan secara aman dan terukur, hanya ketika tingkat serangan mencapai ambang ekonomis yang signifikan, dan dengan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai.
D. Pemangkasan Pelepah
Pemangkasan pelepah sangat penting untuk menjaga kesehatan tanaman, memudahkan pemanenan, dan mencegah serangan hama.
E. Penyulaman Tanaman
Penyulaman adalah kegiatan mengganti bibit yang mati atau tumbuh tidak normal dengan bibit baru yang sehat.
Posting Komentar untuk "Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit"
Silahkan bertanya!!!
Posting Komentar