Penyakit Utama

III. Penyakit Utama pada Tanaman Kelapa Sawit dan Pengendaliannya

Penyakit pada kelapa sawit dapat menyerang dari fase pembibitan hingga tanaman dewasa, menyebabkan pertumbuhan abnormal, penurunan produksi, hingga kematian tanaman.  

tanaman kelapa sawit yang terinfeksi Ganoderma

A. Busuk Pangkal Batang (Basal Stem Rot - Ganoderma spp.)

Busuk Pangkal Batang (BPB) merupakan salah satu penyakit paling merusak pada kelapa sawit.

Jamur Ganoderma

1. Penyebab dan Gejala

Penyakit BPB disebabkan oleh jamur dari genus Ganoderma, terutama Ganoderma applanatum, Ganoderma lucidum, dan Ganoderma pseudofferum.   

Ganoderma boninense juga diidentifikasi sebagai penyebab utama penyakit ini. Jamur ini menyerang pangkal batang tanaman, menyebabkan bagian tersebut membusuk dan menjadi lunak. Penyakit ini sering dijumpai pada tanaman muda maupun dewasa.   

Gejala umum yang terlihat jika tanaman terinfeksi meliputi: daun berubah warna menjadi hijau pucat, janur (daun muda) yang terbentuk sedikit, serta pelepah yang banyak patah dan menggantung pada batang. 

Daun-daun tua juga akan terkulai layu. Pada pangkal batang, gejala yang muncul adalah menghitamnya bagian tersebut, keluarnya getah atau lendir dari area yang terinfeksi, diikuti dengan pembusukan batang yang berwarna coklat muda. 

Akhirnya, daun dan pelepah akan berjatuhan, dan batang tanaman akan roboh, menyebabkan kematian tanaman. Tanaman yang terinfeksi umumnya juga menunjukkan vigor yang lebih kurus atau pertumbuhan yang tertinggal dibandingkan tanaman sehat. 

Tubuh buah    Ganoderma, yang merupakan struktur reproduktif jamur, seringkali dapat ditemukan tumbuh pada pangkal batang tanaman yang terinfeksi.   

2. Penyebaran

Penyakit BPB dapat menular ke tanaman lain melalui beberapa cara. Salah satu jalur utama adalah kontak akar antara tanaman sehat dengan tunggul pohon yang terinfeksi atau sisa-sisa tanaman yang sakit. 

Selain itu, basidiospora (spora jamur) yang dihasilkan dari tubuh buah Ganoderma dapat menyebar melalui angin dan inokulum sekunder, memperluas area penyebaran penyakit. 

Pola penyebaran penyakit BPB pada generasi tanaman baru cenderung mengelompok di sekitar titik-titik di mana terdapat bonggol atau tunggul sisa tanaman yang pernah terinfeksi Ganoderma.   

3. Strategi Pengendalian

Pengendalian BPB memerlukan pendekatan terpadu dan jangka panjang:

  • Kultur Teknis (Sanitasi Lahan): Tindakan ini sangat penting untuk mengurangi sumber inokulum. Lahan harus dibersihkan dari sisa-sisa pelapukan tunggul kayu. Jika areal kelapa sawit adalah lahan bekas kebun kelapa atau kelapa sawit, tunggul-tunggul tersebut harus dibongkar dan dimusnahkan dengan cara dibakar. Tanaman yang sudah terinfeksi harus segera dibongkar beserta tunggulnya dan dibakar untuk mencegah penularan ke tanaman sehat lainnya. Pengapuran atau penaburan dolomit pada lubang tanam juga dapat dilakukan untuk meningkatkan pH tanah yang rendah, yang mungkin berpengaruh pada perkembangan jamur. Pembangunan parit isolasi juga dapat membatasi penyebaran penyakit.   

  • Hayati: Penggunaan agen biokontrol berupa jamur Trichoderma spp. merupakan salah satu upaya pengendalian yang menjanjikan.   

    Trichoderma spp. dapat menghambat pertumbuhan Ganoderma melalui persaingan ruang dan nutrisi, produksi enzim kitinase dan glukanase, atau dengan melilit miselium Ganoderma.   

    Trichoderma efektif pada tanah masam, namun perkecambahan propagulnya dapat terhambat pada pH netral dan tidak berkecambah pada kondisi basa. Aplikasi Trichoderma (misalnya GMN Trichoderma) dapat dilakukan pada persemaian (100 gram dicampur 25 kg kompos), pra-tanam (100 gram dicampur 50 kg kompos disebar pada lahan), atau pada pertanaman (100 gram dicampur 14 liter air, dikocorkan 200 ml per tanaman pada pangkal batang, sebaiknya sore hari). Fungisida hayati seperti BIOPATEK juga tersedia dan ramah lingkungan. 

  • Penggunaan Varietas Tahan: Menggunakan benih dari varietas bersertifikat yang sudah teruji kualitasnya merupakan langkah pencegahan awal yang efisien. Kementerian Pertanian telah meluncurkan varietas sawit yang menunjukkan ketahanan terhadap Ganoderma (misalnya TOPMOST). Varietas D x P Moderat Tahan Ganoderma (MTG) memiliki ketahanan yang lebih baik dibandingkan varietas biasa, meskipun tidak sepenuhnya resisten. Metode untuk menghasilkan varietas MTG melibatkan persilangan varietas yang diduga tahan dan pengujian dua tahap (lapangan dan persemaian) untuk menilai ketahanan penyakit. Beberapa contoh varietas MTG yang telah dilepas di Indonesia meliputi DxP 540 NG (PPKS Medan, 2017), DxP Topaz seri 4 dan Topaz GT (Asian Agri, 2019), DxP Spring MR Gano (PT ASD Bakrie Oil Palm Seed Indonesia), DxP Dami Mas IGR (Sinar Mas Agribusiness and Food), DxP Socfindo MT Gano (PT Socfin Indonesia, 2013, varietas MTG pertama di Indonesia bahkan dunia), D x P Dami Mas MTG (PT Dami Mas Sejahtera, 2015), serta DxP Bah Lias 5 LGI dan DxP Bah Lias 6 LGI (PT Lonsum, 2015).   

Selanjutnya....



Posting Komentar untuk "Penyakit Utama"