BA No. 46 TBS Riau: Harga Tertinggi untuk Umur 9 Tahun

Analisis Harga TBS Kelapa Sawit Riau: Mekanisme & Dampak Bagi Pekebun Plasma

⏱️ Waktu baca: ~12 menit

Analisis Harga TBS Kelapa Sawit Riau: Mekanisme & Dampak Bagi Pekebun Plasma

Mengupas tuntas Berita Acara Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit Plasma Provinsi Riau No. 46/TPH TBS - XII/2025. Artikel ini menjelaskan rumus perhitungan, tren harga per umur tanam, serta implikasi kebijakan bagi petani mitra plasma.

📌 Harga TBS Sawit Riau Terbaru: Ini Penjelasan Lengkapnya!

1. Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit plasma di Riau ditetapkan mingguan oleh Tim Penetapan Harga berdasarkan data dari 23 perusahaan mitra.

2. Rumus utama yang digunakan adalah HTBS = K ((HCPO x RCPO) + (HIS x RIS)) + NC, dengan indeks "K" periode ini sebesar 93.37.

3. Harga tertinggi untuk tanaman umur 9 tahun (Rp 3.511,78/kg), sementara terendah untuk umur 3 tahun (Rp 2.699,39/kg).

4. Penetapan ini mengikat secara hukum sesuai Permentan No. 01/2018 dan Pergub Riau No. 77/2020.

5. Pemahaman mekanisme ini membantu pekebun dalam perencanaan keuangan dan evaluasi kinerja kebun.

Perkebunan Kelapa Sawit di Riau

Ilustrasi: Perkebunan kelapa sawit rakyat (plasma) di Provinsi Riau. (Sumber: Unsplash)

Latar Belakang: Apa Itu Berita Acara Penetapan Harga TBS?

Dalam industri kelapa sawit, terutama dalam skema kemitraan plasma, penetapan harga Tandan Buah Segar (TBS) merupakan momen krusial yang langsung mempengaruhi pendapatan pekebun. Dokumen Berita Acara (BA) No. 46/TPH TBS - XII/2025 yang diterbitkan Pemerintah Provinsi Riau adalah contoh nyata dari proses regulasi harga yang transparan dan terstruktur.

BA ini dihasilkan dari rapat Tim Penetapan Harga (TPH) yang beranggotakan perwakilan dinas terkait dan didasarkan pada data penjualan Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit (Kernel/IS) dari 23 perusahaan mitra sebagai sumber data. Periode penetapan pada dokumen ini adalah untuk penjualan TBS pada 17 hingga 23 Desember 2025, namun keputusannya dibuat sehari sebelumnya, yaitu 16 Desember 2025.

Proses ini bukan sekadar formalitas. Ia memiliki kekuatan hukum karena merujuk pada Peraturan Menteri Pertanian No. 01/Permentan/KB.120/1/2018 dan Peraturan Gubernur Riau No. 77 Tahun 2020. Artinya, harga yang tercantum wajib diterapkan dalam semua transaksi jual-beli TBS plasma di Riau pada periode tersebut. Mekanisme serupa juga dijelaskan dalam artikel kami tentang skema kemitraan plasma sawit yang menguntungkan.

Mengurai Rumus Ajaib: HTBS = K ((HCPO x RCPO) + (HIS x RIS)) + NC

Rumus ini mungkin terlihat teknis, namun pemahamannya sangat penting bagi pekebun. Mari kita bedah setiap variabelnya:

  • HTBS: Harga TBS yang akan kita cari (Rp/kg).
  • K (Indeks): Faktor pengali yang ditetapkan Tim Harga. Pada BA No. 46 ini, nilainya 93.37. Indeks ini merepresentasikan bagian dari nilai CPO dan Kernel yang dibayarkan ke pekebun setelah dikurangi biaya olah dan margin pabrik.
  • HCPO: Harga CPO rata-rata tertimbang periode penjualan (Rp/ton).
  • RCPO: Rendemen CPO, yaitu persentase minyak yang dihasilkan dari setiap ton TBS.
  • HIS: Harga Inti Sawit (Kernel) rata-rata tertimbang (Rp/ton).
  • RIS: Rendemen Inti Sawit.
  • NC (Nilai Cangkang): Komponen tetap yang mewakili nilai tambahan dari cangkang sawit. Sesuai Pergub Riau No. 77/2020, nilai ini telah disertakan dalam perhitungan. Pada periode ini, NC = Rp 20.29/kg.

Analoginya: Bayangkan Anda menjual buah mangga. Harga jualnya tidak hanya ditentukan harga di pasar, tapi juga oleh jumlah daging (rendemen) yang bisa dimakan dari setiap buah, dikurangi biaya transportasi dan penjualan (diwakili indeks K), plus nilai tambahan dari bijinya yang bisa ditanam (diwakili NC).

Data inti periode ini adalah HCPO = Rp 14.253,65/kg dan HIS = Rp 10.980,90/kg. Sementara itu, rendemen (RCPO dan RIS) bervariasi berdasarkan umur tanaman, yang menjelaskan mengapa harga TBS berbeda untuk setiap kategori umur.

Proses Pengolahan TBS di Pabrik Kelapa Sawit

Ilustrasi: Tandan Buah Segar (TBS) siap olah di pabrik. Rendemen CPO dan Kernel menjadi kunci harga. (Sumber: Unsplash)

Studi Kasus Nyata: Data Harga TBS Riau Periode 17-23 Desember 2025

Berikut adalah tabel lengkap hasil penetapan harga berdasarkan BA No. 46, yang menjadi sumber analisis utama kami. Perhatikan perbedaan harga antar umur tanaman.

No Umur Tanaman (Tahun) Harga Minggu Lalu (Rp/kg) Indeks "K" Harga CPO (Rp) R-CPO Harga Kernel (Rp) R-IS NC (Rp) Harga Minggu Ini (Rp/kg)
1.32.701,9893,3714.253,650,166810.980,900,044820,292.699,39
2.43.070,3793,3714.253,650,193810.980,900,045620,293.066,91
3.53.256,3693,3714.253,650,206910.980,900,046720,293.252,52
4.63.399,3393,3714.253,650,216710.980,900,047920,293.395,24
5.73.471,6693,3714.253,650,220910.980,900,049520,293.467,54
6.83.512,7793,3714.253,650,223610.980,900,050020,293.508,60
7.93.515,9093,3714.253,650,223310.980,900,050720,293.511,78
8.10 - 203.496,2793,3714.253,650,221610.980,900,051020,293.492,23
9.213.440,2393,3714.253,650,217410.980,900,051020,293.436,34
10.223.386,2393,3714.253,650,213210.980,900,051220,293.382,50
11.233.328,8693,3714.253,650,208910.980,900,051220,293.325,27
12.243.265,8393,3714.253,650,204110.980,900,051320,293.262,42
13.253.195,1293,3714.253,650,198810.980,900,051320,293.191,89

Sumber: Berita Acara Tim Penetapan Harga TBS Provinsi Riau No. 46/TPH TBS - XII/2025.

Insight: Meskipun harga CPO dan Kernel minggu ini sama untuk semua umur, variabel kunci yang membuat harga berbeda adalah Rendemen (RCPO & RIS). Tanaman yang lebih produktif (umur 7-9 tahun) memiliki rendemen CPO tertinggi, sehingga harganya paling baik. Namun, setelah puncak produktivitas, rendemen CPO menurun seiring penuaan tanaman, meskipun rendemen Kernel cenderung stabil bahkan naik sedikit.

Analisis Mendalam: Pola Harga Berdasarkan Umur Tanaman

Dari tabel di atas, kita bisa menarik pola yang sangat berharga untuk manajemen kebun:

Fase Pertumbuhan (Umur 3-4 Tahun)

Harga masih relatif rendah karena rendemen CPO di bawah 20%. Fase ini adalah masa investasi dimana pemeliharaan optimal sangat krusial untuk menyiapkan tanaman memasuki masa produktif. Pekebun perlu memahami bahwa pendapatan yang lebih besar akan datang di fase berikutnya.

Fase Puncak Produktivitas (Umur 7-9 Tahun)

Ini adalah masa keemasan tanaman sawit. Rendemen CPO mencapai puncaknya (22.09% - 22.36%), menghasilkan harga TBS tertinggi (Rp 3.467 - Rp 3.511/kg). Fase ini memberikan Return on Investment (ROI) terbaik. Pemupukan berimbang dan pengendalian hama menjadi kunci mempertahankan rendemen tinggi.

Fase Dewasa & Penuaan (Umur 10-25 Tahun)

Setelah umur 10 tahun, terjadi penurunan bertahap rendemen CPO. Menariknya, rendemen Kernel justru mencapai titik tertinggi dan stabil. Artinya, meski kontribusi minyak menurun, kontribusi dari inti sawit membantu menopang harga. Tanaman tua (di atas 20 tahun) tetap bernilai ekonomis, meski perlu pertimbangan untuk peremajaan (replanting) jika biaya perawatan sudah tidak seimbang dengan pendapatan.

Analisis lebih lanjut tentang produktivitas kebun bisa dibaca di artikel internal kami: Cara Meningkatkan Rendemen Kelapa Sawit.

Peran Pemerintah & Regulasi yang Mengikat

Penetapan harga TBS plasma bukanlah mekanisme pasar bebas murni. Pemerintah, dalam hal ini Provinsi Riau, hadir sebagai regulator dan penjamin keadilan melalui TPH. Hal ini penting untuk mengatasi asimetri informasi dan ketimpangan posisi tawar antara pekebun kecil (plasma) dan perusahaan inti (pabrik pengolah).

Dua regulasi utama yang menjadi payung adalah:

  1. Peraturan Menteri Pertanian No. 01/Permentan/KB.120/1/2018: Pedoman nasional yang menjamin transparansi dan keadilan dalam penetapan harga TBS pekebun. Regulasi ini mewajibkan pembentukan tim harga di tingkat provinsi.
  2. Peraturan Gubernur Riau No. 77 Tahun 2020: Implementasi teknis di level daerah, termasuk ketentuan memasukkan Nilai Cangkang (NC) dalam perhitungan, yang sebelumnya sering menjadi titik sengketa.

Dengan adanya kepastian hukum ini, pekebun dapat fokus pada peningkatan produktivitas tanpa khawatir akan fluktuasi harga yang tidak adil. Sistem ini juga mendorong perusahaan untuk berlaku fair, karena harga yang ditetapkan bersifat mengikat untuk semua transaksi.

Untuk memahami konteks kebijakan pertanian nasional, Anda dapat merujuk pada situs otoritatif seperti Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Tips Praktis Pekebun: Memaksimalkan Penerimaan dari Harga TBS

Berdasarkan analisis BA No. 46 dan mekanisme penetapan harga, berikut tips langsung dari Tim Ahli rajatani.com untuk pekebun plasma:

1. Fokus pada Peningkatan Rendemen, Bukan Hanya Volume

Karena harga sangat ditentukan RCPO, pastikan buah dipanen pada tingkat kematangan optimal (banyaknya brondolan 5-10 butir). Buah terlalu matang akan meningkatkan Free Fatty Acid (FFA) dan menurunkan kualitas minyak, yang pada akhirnya mempengaruhi harga CPO acuan.

2. Dokumentasi & Verifikasi Data

Simpan semua bukti timbang dan grading dari pabrik mitra. Cocokkan dengan hasil penetapan harga mingguan yang diumumkan. Pastikan rendemen yang digunakan dalam perhitungan sesuai dengan kualitas buah yang Anda kirim.

3. Pahami Siklus Umur Kebun Anda

Rencanakan keuangan berdasarkan fase produktivitas kebun. Pada fase pertumbuhan (tahun 1-4), alokasikan lebih banyak untuk pemupukan dan perawatan. Pada fase puncak (tahun 7-12), manfaatkan pendapatan tinggi untuk tabungan dan persiapan dana peremajaan.

4. Ikuti Proses Penetapan Harga

TPH biasanya terbuka untuk masyarakat. Dengan memahami proses dan data yang digunakan (seperti HCPO dan HIS), Anda bisa melakukan simulasi perhitungan sederhana untuk mengestimasi harga TBS minggu depan.

5. Manfaatkan Nilai Cangkang (NC)

Pastikan bahwa komponen NC (Rp 20.29/kg) sudah termasuk dalam harga yang Anda terima. Cangkang sawit adalah produk samping yang bernilai dan hak pekebun untuk mendapatkan bagiannya telah dijamin oleh Pergub.

Informasi mengenai pemupukan berimbang untuk meningkatkan rendemen juga dapat dipelajari dari sumber penelitian terpercaya seperti International Plant Nutrition Institute (IPNI).

❓ Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)

1. Apa yang dimaksud dengan Indeks "K" dan mengapa nilainya bisa berubah?

Indeks "K" adalah persentase dari nilai CPO dan Kernel yang dibagikan ke pekebun setelah dikurangi biaya pengolahan, transportasi, dan margin pabrik. Nilainya bisa berubah setiap periode berdasarkan kesepakatan dalam rapat TPH, yang mempertimbangkan efisiensi pabrik dan biaya operasional terkini.

2. Mengapa harga TBS untuk tanaman umur 3 tahun jauh lebih murah?

Tanaman sawit umur 3 tahun masih dalam tahap awal berproduksi. Rendemen CPO-nya masih sangat rendah (hanya 16.68% pada periode ini), sehingga jumlah minyak yang dihasilkan per kg TBS sedikit. Harga TBS sangat korelatif dengan rendemen minyak (CPO).

3. Apakah pekebun bisa menolak harga yang telah ditetapkan TPH?

Secara hukum, harga yang telah ditetapkan dalam Berita Acara TPH bersifat mengikat bagi semua pihak (pekebun dan perusahaan mitra) sesuai Permentan No. 01/2018. Jika ada kejanggalan dalam perhitungan atau penerapan, pekebun dapat mengajukan klarifikasi melalui asosiasi atau dinas perkebunan setempat.

4. Bagaimana jika harga pasar CPO dunia naik, apakah harga TBS otomatis naik?

Ya, prinsipnya iya. Karena HCPO adalah variabel langsung dalam rumus. Jika harga CPO rata-rata di pasar internasional naik, maka HCPO dalam perhitungan TPH minggu berikutnya juga akan cenderung naik, sehingga akan menarik harga TBS ke level yang lebih tinggi, asumsi faktor lain (Indeks K, Rendemen) tetap.

5. Apa fungsi Nilai Cangkang (NC) dalam perhitungan?

Nilai Cangkang (NC) adalah pengakuan bahwa cangkang sawit (shell) yang merupakan hasil samping pengolahan TBS juga memiliki nilai ekonomis. Dengan memasukkannya secara eksplisit ke dalam rumus, hak pekebun untuk mendapatkan nilai tambah dari seluruh produk turunan TBS diakui dan dilindungi oleh regulasi daerah (Pergub).

Kesimpulan

Penetapan harga TBS kelapa sawit plasma, sebagaimana tercermin dalam Berita Acara No. 46 Provinsi Riau, adalah proses canggih yang menggabungkan prinsip pasar, keadilan, dan perlindungan bagi pekebun. Dengan memahami rumus, variabel, dan regulasi yang mendasarinya, pekebun tidak lagi menjadi pihak pasif, tetapi dapat menjadi mitra usaha yang lebih cerdas dan terinformasi. Peningkatan rendemen melalui budidaya yang baik tetap menjadi kunci utama dalam meningkatkan pendapatan, didukung oleh sistem penetapan harga yang transparan.

Konsultasi Perkebunan Anda dengan Ahli Kami

Posting Komentar untuk "BA No. 46 TBS Riau: Harga Tertinggi untuk Umur 9 Tahun"