Ringkasan Singkat
Jagung Pertiwi 3 adalah varietas unggul dengan potensi hasil mencapai 12 ton/ha, ketahanan terhadap penyakit bulai dan karat daun, serta adaptasi luas di berbagai agroekosistem. Varietas ini memiliki umur panen 95-100 hari setelah tanam dengan kualitas biji yang baik untuk industri pangan dan pakan. Teknik budidaya tepat termasuk pemupukan berimbang dan pengendalian hama terpadu dapat meningkatkan produktivitas hingga 25% lebih tinggi dibanding varietas lokal. Tim riset RajaTani merekomendasikan varietas ini untuk petani yang menginginkan stabilitas hasil dengan perawatan efisien.
Jagung Pertiwi 3: Varietas Unggul dengan Segudang Kelebihan untuk Petani Modern
Daftar Isi
Mengenal Jagung Pertiwi 3: Profil Varietas Unggul Nasional

Sebagai petani, memilih varietas yang tepat adalah langkah pertama menuju kesuksesan panen. Di antara berbagai pilihan varietas jagung hibrida, Jagung Pertiwi 3 telah membuktikan diri sebagai salah satu varietas unggulan yang layak dipertimbangkan. Dilepas pada tahun 2018 oleh PT. Pertani, varietas ini merupakan hasil pemuliaan yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas jagung nasional.
Menurut data dari Balai Penelitian Sereal, Jagung Pertiwi 3 dikembangkan melalui proses seleksi yang ketat dengan fokus pada ketahanan penyakit, adaptasi lingkungan, dan potensi hasil tinggi. Dalam uji adaptasi yang dilakukan di 15 lokasi berbeda di Indonesia, varietas ini menunjukkan performa konsisten dengan rata-rata hasil 9,8 ton/ha.
Karakteristik morfologis Jagung Pertiwi 3 termasuk tinggi tanaman antara 180-220 cm, jumlah baris biji per tongkol 14-16 baris, dan bentuk biji semi mutiara (semi flint) dengan warna kuning jingga. Varietas ini memiliki umur panen sekitar 95-100 hari setelah tanam (HST), tergantung kondisi lingkungan dan teknik budidaya yang diterapkan.
Kelebihan Jagung Pertiwi 3: Mengapa Varietas Ini Layak Dipilih
Setelah mengenal profil Jagung Pertiwi 3, mari kita bahas secara mendalam tentang kelebihan-kelebihan yang membuat varietas ini unggul dibandingkan varietas lainnya. Berdasarkan pengalaman lapangan Tim Riset Agronomi RajaTani, berikut adalah keunggulan utama Jagung Pertiwi 3:
1. Potensi Hasil Tinggi dan Stabil
Jagung Pertiwi 3 memiliki potensi hasil mencapai 12 ton/ha dengan rata-rata hasil 9-10 ton/ha pada kondisi budidaya optimal. Yang membedakan varietas ini adalah stabilitas hasilnya yang tinggi di berbagai kondisi lingkungan. Dalam uji multi-lokasi yang dilakukan di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara, varietas ini menunjukkan fluktuasi hasil terendah dibanding varietas pembanding.
Varietas | Rata-rata Hasil (ton/ha) | Potensi Maksimal (ton/ha) | Stabilitas Hasil |
---|---|---|---|
Jagung Pertiwi 3 | 9,8 | 12,0 | Tinggi |
Varietas A | 8,5 | 10,5 | Sedang |
Varietas B | 9,2 | 11,2 | Sedang |
Varietas Lokal | 6,5 | 8,0 | Rendah |
2. Ketahanan terhadap Penyakit Utama
Keunggulan utama Jagung Pertiwi 3 adalah ketahanannya terhadap beberapa penyakit penting, terutama penyakit bulai (Downy mildew) dan karat daun (Leaf rust). Berdasarkan pengamatan di lapangan, tingkat serangan penyakit bulai pada Jagung Pertiwi 3 hanya 5-10% dibandingkan varietas rentan yang bisa mencapai 40-60%.
Ketahanan ini bukan berarti tanaman ini kebal sepenuhnya, namun memberikan "margin keamanan" yang lebih besar bagi petani, terutama di daerah dengan tekanan penyakit tinggi. Tim RajaTani mencatat bahwa di daerah endemik bulai seperti Blora dan Bojonegoro, petani yang menggunakan Jagung Pertiwi 3 mengalami penurunan kerugian akibat penyakit hingga 70%.
3. Adaptasi Luas di Berbagai Agroekosistem
Jagung Pertiwi 3 menunjukkan kemampuan adaptasi yang baik di berbagai kondisi lahan, dari dataran rendah hingga menengah (5-800 mdpl). Varietas ini juga toleran terhadap cekaman kekeringan moderat, meskipun tentu saja hasil optimal diperoleh dengan ketersediaan air yang memadai.
Di lahan kering masam seperti di Lampung dan Kalimantan Barat, Jagung Pertiwi 3 masih mampu menghasilkan 7-8 ton/ha dengan penambahan bahan amelioran seperti kapur pertanian. Fleksibilitas ini membuatnya cocok untuk berbagai sistem budidaya, dari intensif hingga semi-intensif.
4. Kualitas Biji yang Unggul untuk Berbagai Kebutuhan
Biji Jagung Pertiwi 3 memiliki bentuk semi mutiara (semi flint) dengan warna kuning jingga yang menarik. Kandungan proteinnya sekitar 9-10% dan pati 72-74%, membuatnya cocok untuk berbagai keperluan, baik sebagai bahan pangan, pakan ternak, maupun bahan baku industri.
Bentuk biji yang keras mengurangi kerusakan mekanis selama panen dan pascapanen, sehingga menghasilkan biji utuh yang lebih tinggi. Kualitas ini sangat dihargai oleh industri pakan yang membutuhkan jagung dengan kadar biji rusak rendah.
Teknik Budidaya Jagung Pertiwi 3 untuk Hasil Optimal

Memiliki benih unggul saja tidak cukup tanpa diikuti teknik budidaya yang tepat. Berdasarkan pengalaman Tim Riset Agronomi RajaTani selama lebih dari 5 tahun mendampingi petani jagung, berikut adalah rekomendasi teknik budidaya untuk mengoptimalkan potensi Jagung Pertiwi 3:
Persiapan Lahan dan Penanaman
Lahan untuk Jagung Pertiwi 3 sebaiknya diolah dengan baik, meskipun sistem tanpa olah tanah (TOT) juga dapat diterapkan dengan teknik yang tepat. Untuk hasil optimal, lakukan pembajakan sedalam 20-30 cm dan biarkan selama 7-10 hari sebelum dilakukan penggaruan.
Jarak tanam yang direkomendasikan adalah 70 cm x 20 cm dengan satu tanaman per lubang, memberikan populasi sekitar 71.000 tanaman/ha. Alternatif lain adalah sistem tanam jajar legowo 2:1 dengan jarak 70 cm (antar barisan) x 20 cm (dalam barisan) x 40 cm (jarak legowo), yang dapat memudahkan pemeliharaan dan meningkatkan penetrasi cahaya.
Pemupukan Berimbang sesuai Kebutuhan Tanaman
Pemupukan merupakan faktor kunci dalam budidaya Jagung Pertiwi 3. Berdasarkan analisis kami di RajaTani, rekomendasi pemupukan dasar untuk lahan dengan kesuburan sedang adalah:
Jenis Pupuk | Dosis (kg/ha) | Waktu Aplikasi | Keterangan |
---|---|---|---|
Urea | 300-350 | 1/3 dosis dasar, 2/3 susulan | Aplikasi susulan umur 30-35 HST |
SP-36 | 200-250 | Seluruhnya sebagai pupuk dasar | Diberikan 5-7 HST |
KCl | 150-200 | Seluruhnya sebagai pupuk dasar | Dapat dibagi 1/2 dasar, 1/2 susulan |
Pupuk Organik | 2-5 ton | Sebelum tanam | Meningkatkan kesehatan tanah |
Penting untuk menyesuaikan dosis pemupukan berdasarkan hasil analisis tanah. Di lahan dengan kandungan bahan organik tinggi (>3%), dosis pupuk nitrogen dapat dikurangi 15-20%.
Pengelolaan Air yang Efisien
Jagung Pertiwi 3 membutuhkan air yang cukup terutama pada fase kritis yaitu:
- Fase perkecambahan (0-7 HST): menjaga kelembaban tanah
- Fase vegetatif aktif (25-35 HST): pertumbuhan batang dan daun optimal
- Fase reproduktif (45-65 HST): pembungaan dan pengisian biji
Pada daerah dengan ketersediaan air terbatas, penerapan irigasi berselang (intermittent irrigation) dapat menghemat air hingga 30% tanpa mengurangi hasil signifikan. Sistem ini dilakukan dengan menggenangi lahan hingga kapasitas lapang, kemudian membiarkannya hingga tanah mengering pada kedalaman 15-20 cm sebelum penggenangan berikutnya.
Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu
Meskipun Jagung Pertiwi 3 memiliki ketahanan terhadap beberapa penyakit utama, pengendalian hama dan penyakit tetap diperlukan untuk mencegah kerugian hasil. Pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah strategi paling efektif dan berkelanjutan.
Hama Penting dan Cara Pengendaliannya
Beberapa hama utama yang perlu diwaspadai dalam budidaya Jagung Pertiwi 3 antara lain:
Penggerek batang (Ostrinia furnacalis): Serangan biasanya terjadi pada umur 3-6 minggu. Gejala berupa daun muda berlubang dan adanya serbuk gerek pada batang. Pengendalian dapat dilakukan dengan:
- Pelepasan parasitoid Trichogramma spp. pada umur 10, 17, dan 24 HST
- Aplikasi insektisida selektif seperti karbofuran atau monokrotofos jika populasi tinggi
- Penanaman serempak dalam satu hamparan untuk memutus siklus hidup
Ulat grayak (Spodoptera spp.): Dapat menyebabkan kerusakan parah pada daun. Pengendalian efektif meliputi:
- Pemasangan lampu perangkap dan feromon seks
- Aplikasi insektisida berbahan aktif klorantraniliprol atau emamektin benzoat
- Penggunaan agens hayati seperti Bacillus thuringiensis
Penyakit Utama dan Pencegahannya
Seperti telah disebutkan, Jagung Pertiwi 3 memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai dan karat daun. Namun, penyakit lain yang perlu diwaspadai adalah:
Hawar daun (Bipolaris maydis): Menyerang pada kondisi kelembaban tinggi. Pengendalian dengan fungisida berbahan aktif mankozeb atau propineb, serta menghindari penanaman terlalu rapat.
Busuk pelepah (Rhizoctonia solani): Serangan ditandai dengan bercak pada pelepah daun. Pengendalian dengan menjaga kebersihan lahan dan aplikasi fungisida azoksistrobin atau difenokonazol.
Panen dan Pascapanen yang Tepat untuk Mempertahankan Kualitas

Panen yang dilakukan pada waktu dan cara yang tepat sangat menentukan kualitas dan kuantitas hasil Jagung Pertiwi 3. Berikut adalah panduan dari Tim RajaTani untuk tahap panen dan pascapanen:
Penentuan Waktu Panen yang Optimal
Jagung Pertiwi 3 umumnya dipanen pada umur 95-100 HST, tergantung kondisi lingkungan. Tanda-tanda fisologis tanaman siap panen adalah:
- Kelobot telah mengering dan berwarna kekuningan
- Biji keras dan sulit ditoreh kuku
- Kadar air biji sekitar 27-30%
- Adanya lapisan hitam (black layer) pada bagian pangkal biji
Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat cuaca cerah untuk mengurangi risiko kerusakan biji. Hindari panen saat hujan karena dapat meningkatkan kadar air dan risiko tumbuhnya cendawan.
Teknik Panen dan Penanganan Pascapanen
Untuk menjaga kualitas biji, lakukan panen dengan memetik tongkol beserta kelobotnya. Setelah dipanen, tongkol dapat dijemur selama 2-3 hari hingga kelobot mengering, kemudian dilakukan perontokan.
Perontokan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan mesin perontok. Hasil rontokan kemudian dijemur hingga kadar air mencapai 14% untuk penyimpanan aman. Penjemuran sebaiknya dilakukan secara bertahap dengan ketebalan lapisan jagung 5-7 cm, dibalik setiap 2-3 jam.
Untuk informasi lebih detail tentang teknik penyimpanan jagung yang tepat, Anda dapat membaca artikel kami tentang teknik penyimpanan jagung optimal.
Studi Kasus: Keberhasilan Petani dengan Jagung Pertiwi 3
Bukti keunggulan Jagung Pertiwi 3 tidak hanya dari data penelitian, tetapi juga dari pengalaman nyata petani di lapangan. Berikut adalah dua studi kasus yang didokumentasikan oleh Tim Pendampingan RajaTani:
Studi Kasus 1: Peningkatan Hasil di Lahan Kering Kediri
Bapak Suroto, petani di Kecamatan Pagu, Kediri, sebelumnya menggunakan varietas lokal dengan rata-rata hasil 5,2 ton/ha. Setelah beralih ke Jagung Pertiwi 3 dengan menerapkan rekomendasi teknis dari RajaTani, hasil panennya meningkat menjadi 8,7 ton/ha pada musim tanam pertama.
Kunci keberhasilannya adalah penerapan jarak tanam optimal (70x20 cm), pemupukan berimbang berdasarkan analisis tanah, dan pengendalian hama terpadu. Meskipun menghadapi serangan penggerek batang tingkat sedang, kerusakan dapat ditekan di bawah ambang ekonomi dengan pelepasan parasitoid Trichogramma.
Studi Kasus 2: Adaptasi di Lahan Masam Lampung
Di Kabupaten Lampung Tengah yang dikenal dengan lahan masam, Kelompok Tani Sumber Rejeki berhasil mencapai rata-rata hasil 7,8 ton/ha dengan Jagung Pertiwi 3. Prestasi ini dicapai melalui ameliorasi tanah dengan dolomit 2 ton/ha dan pupuk kandang 3 ton/ha sebelum tanam.
Menurut ketua kelompok, keunggulan adaptasi Jagung Pertiwi 3 di lahan marginal menjadi faktor penentu keberhasilan. Hasil ini 35% lebih tinggi dibanding varietas sebelumnya yang mereka gunakan di kondisi lahan sama.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang budidaya jagung di lahan kering, kunjungi artikel kami tentang strategi budidaya jagung di lahan kering.
Pertanyaan Umum tentang Jagung Pertiwi 3
Kebutuhan benih Jagung Pertiwi 3 adalah sekitar 20-22 kg/ha dengan asumsi daya kecambah >90% dan menggunakan jarak tanam 70 cm x 20 cm. Untuk sistem tanam jajar legowo, kebutuhan benih mungkin sedikit lebih tinggi sekitar 23-25 kg/ha.
Ya, Jagung Pertiwi 3 memiliki tingkat toleransi terhadap cekaman kekeringan yang cukup baik. Namun untuk hasil optimal, disarankan tersedia air minimal pada fase kritis (perkecambahan, vegetatif aktif, dan reproduktif). Pada lahan kering, teknik pengelolaan air seperti mulsa dan irigasi berselang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air.
Jagung Pertiwi 3 memiliki ketahanan yang baik terhadap penyakit bulai (Downy mildew). Dalam uji lapangan, tingkat serangan penyakit bulai pada varietas ini hanya 5-10% dibanding varietas rentan yang bisa mencapai 40-60%. Meskipun demikian, tindakan pencegahan seperti perlakuan benih dengan fungisida sistemik tetap disarankan di daerah endemik.
Pemupukan susulan pertama sebaiknya dilakukan pada umur 30-35 HST, bersamaan dengan fase vegetatif aktif. Pemupukan susulan kedua dapat diberikan pada umur 45-50 HST jika diperlukan, terutama pada tanah dengan kandungan bahan organik rendah. Aplikasi pupuk sebaiknya dilakukan sebelum hujan atau disertai penyiraman.
Sangat cocok. Jagung Pertiwi 3 memiliki kualitas biji yang baik dengan kandungan protein 9-10% dan pati 72-74%, memenuhi standar kebutuhan industri pakan. Bentuk biji semi mutiara (semi flint) juga menghasilkan persentase biji utuh yang tinggi setelah prosesing, yang sangat dihargai oleh industri pakan.
Siap Meningkatkan Produktivitas Jagung Anda?
Tim ahli agronomi RajaTani siap membantu Anda mengoptimalkan budidaya Jagung Pertiwi 3. Dapatkan konsultasi gratis dan rekomendasi teknis spesifik lokasi untuk mencapai hasil panen maksimal.
Konsultasi Gratis dengan Ahli Agronomi
Posting Komentar untuk "Jagung Pertiwi 3: Panduan Lengkap Budidaya untuk Hasil Maksimal"
Silahkan bertanya!!!
Posting Komentar